16 Juli 2010

Yesus dan Hukum Taurat

16 Juli 2010 0


Apakah yang disebut Kitab Taurat? Taurat adalah merupakan
kumpulan lima buah Kitab yang kemudian dikenal sebagai
dikarang oleh Musa yang sekarang diterima oleh Umat Kristen
sebagai lima Kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Ke-lima
Kitab itu ialah: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan
Ulang-tutur (Ulangan). Di dalam Kitab Taurat memuat Kisah
penciptaan bumi langit, sejarah manusia pertama, panggilan
Tuhan kepada Ibrahim, riwayat keturunan Ishak yang kemudian
dikenal sebagai bangsa Israel, perbudakan bangsa Israel oleh
Bangsa Mesir, panggilan Tuhan kepada Musa untuk
menyelamatkan Bangsa Israel juga memuat tentang hukum-hukum
moral yang wajib ditaati oleh Bangsa Israel.

Apakah tugas Yesus sehubungan dengan Hukum Taurat? Yesus
sendiri menegaskan misinya: "Janganlah kamu menyangka, bahwa
AKU datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. Karena itu aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah
satu perintah hukum Taurat, sekalipun yang paling kecil dan
mengajarkan demikian, ia akan menduduki tempat yang paling
rendah dalam Kerajaan Sorga" (Mateus 5: 17-19).

Salah satu HUKUM TAURAT ialah tentang SUNAT. Sunat dalam
Hukum Taurat dipandang sebagai satu perjanjian dengan Tuhan.
Hal ini dapat kita baca dalam Perjanjian Lama. "Lagi firman
Allah kepada Ibrahim: -Dari fihakmu, engkau harus memegang
perjanjian-KU, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah
perjanjian-KU, yang harus kamu pegang, perjanjian antara AKU
dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara
kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatannya dan
itulah akan menjadi tanda perjanjian antara AKU dan kamu"
(Kejadian 17: 9-11).

Sunat, yang dipandang oleh Tuhan sebagai tanda perjanjian
antara Tuhan dan Ibrahim (serta keturunannya) telah dianggap
sesuatu yang tidak ada gunanya oleh Paulus. "Sunat memang
ada gunanya, jika engkau menaati Hukum Taurat; tetapi jika
engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi
gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan
hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang
telah sunat?" (Surat Paulus kepada orang Kristen di Rom 2:
25-26).

Ternyata Paulus begitu pandai sekali memutar-balikkan
kalimat. Bagaimana mungkin orang yang tak bersunat bisa
dikatakan memperhatikan Hukum Taurat, jika Sunat itu sendiri
merupakan suatu kewajiban dari Hukum Taurat? Kalau kita
perhatikan ucapan Yesus di atas, maka kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa: Paulus akan menduduki tempat yang paling
rendah dalam Kerajaan Allah. Paulus dapat dianggap penyesat
dari Hukum Taurat yang Yesus sendiri tidak berani
merubahnya.

Kita ambil contoh lain dari begitu banyak Hukum Taurat yang
dilanggar oleh murid-murid Yesus sendiri, Hukum itu ialah
tentang hukum hari Sabat. "Katakanlah kepada orang Israel,
demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-KU harus kamu
pelihara, sebab itulah peringatan antara AKU dan kamu,
turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Aku-lah
TUHAN, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari
Sabat, sebab itulah hari Kudus bagimu; siapa yang melanggar
kekudusan hari Sabat, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap
orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu
harus dilenyapkan dari antara bangsanya. Enam hari lamanya
boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh
haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi
Tuhan; setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari
Sabat, pastilah ia dihukum mati" (Kejadian 31: l3-15).

Hari Sabat dan segala kekudusannya yang sudah begitu tinggi
ditegaskan oleh Tuhan sampai-sampai kepada siapa yang
melanggar ancaman hukumannya adalah mati, telah dilanggar
sendiri oleh para murid Yesus dengan memetik gandum pada
hari Sabat (Mateus 12: 2). Akan kita menaruh hormatkah
kepada mereka yang melanggar hukum Taurat padahal guru
mereka sendiri mengatakan bahwa kedatangan-NYA bukan untuk
merubah hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya.

Kita kembali pada pertanyaan: Siapakah Penolong yang datang
sesudah Yesus? Pauluskah? Sekarang kita sendiri dapat
menjawab dengan tegas bahwa Penolong yang dimaksud oleh
Yesus yang akan datang sesudah beliau adalah bukan PAULUS,
karena Paulus telah menyelewengkan salah satu hukum Taurat
tentang sunat yang oleh Yesus orang semacam Paulus dikatakan
sebagai orang yang paling rendah dalam Kerajaan Allah.

Kalau kita mau kembali ucapan Yesus: " dan baptislah mereka
dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," dan dapat kita
baca, " selamatkanlah mereka dalam ajaran Allah, ajaran
para nabi dan ajaran seorang penolong yang datang sesudah
Yesus, " Pertanyaan siapakah penolong itu ternyata belum
dapat kita jawab sekarang.
 
◄Created by © Diri Gua Ferdys Ca'em June 2008 | Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates Blogger Styles | Weakcampus